Penaklukan Mekkah
Tahun
629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat
kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000
orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan
menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah
yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk
menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah
akan diserahkan tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika
pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil
mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu
telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad
memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala
yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum
dan menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah.
Mukjizat
Seperti nabi dan rasul sebelumnya,
Muhammad diberikan irhasat (pertanda)
akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh
umat Muslim telah
dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama
samawi,
dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa
kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama
kenabiannya.
Umat
Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an,
yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan
Arab pada masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban,
namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa
banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru
di dunia Arab yang sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi
akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di dunia Arab, serta pada
masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih tingkat
perabadan tertinggi di dunia pada masanya.
Mukjizat
lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah
terbelahnya bulan, perjalananIsra
dan Mi'raj dari
Madinah menuju Yerusalem dalam
waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad
adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta masih
menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.
Ciri Fisik Muhammad
Beberapa
hadist meriwayatkan beberapa ciri fisik yang diceritakan oleh para
sahabat dan istrinya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Muhammad
berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan, berjanggut tipis, dan
digambarkan memiliki fisik yang sehat dan kuat oleh orang di
sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan Muhammad bermata hitam, tidak
berkumis, berjanggut sedang, serta memiliki hidung bengkok yang
sesuai dengan ciri antropologis bangsa Semit pada umumnya.
Pernikahan
Pada
umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25
tahun hingga Khadijah wafat.[12] Pernikahan
ini digambarkan sangat bahagia,[13][14] sehingga
saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun
meninggalnya Abu
Thalib pamannya)
disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal
Khadijah, Khawla
binti Hakim menyarankan
kepadanyauntuk menikahi Sawda
binti Zama (seorang
janda) atau Aisyah (putri Abu
Bakar,
dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu
Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah
seluruhnya sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup
sepeninggal Muhammad.
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam
mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus
Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia [16],
sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya
masing-masing[17][18] seperti
halnya Nabi Musa yang
hanya diutus untuk Bani Israil.
Sedangkan
kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya
ialah sama-sama mengajarkan keesaan
Tuhan,
yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah[19].
Kisah
cerita baginda Rasulullah SAW
Ketika
cahaya tauhid padam di muka bumi, maka kegelapan yang tebal hampir
saja menyelimuti akal. Di sana tidak tersisa orang-orang yang
bertauhid kecuali sedikit dari orang-orang yang masih mempertahankan
nilai-nilai ajaran tauhid. Maka Allah SWT berkehendak dengan rahmat-
Nya yang mulia untuk mengutus seorang rasul yang membawa ajaran
langit untuk mengakhiri penderitaan di tengah-tengah kehidupan. Dan
ketika malam mencekam, datanglah matahari para nabi. Kedatangan Nabi
tersebut sebagai bukti terkabulnya doa Nabi Ibrahim as kekasih Allah
SWT, dan sebagai bukti kebenaran berita gembira yang disampaikan oleh
Nabi Isa as.
Allah
SWT menyampaikan selawatnya kepada Nabi itu, sebagai bentuk rahmat
dan keberkahan. Para malaikat pun menyampaikan selawat kepadanya
sebagai bentuk pujian dan permintaan ampunan, sedangkan orang-orang
mukmin berselawat kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Allah SWT
berfirman:
"Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. al-Azhab: 56)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar