Jibril turun kepada Nabi saw
untuk menyampaikan terbebasnya Aisyah dari segala tuduhan yang
ditujukan kepadanya. Dan gagallah peperangan psikologi menentang kaum
Muslim dan rumah tangga Rasulullah saw, dan kelompok-kelompok kafir
meyakini bahawa mereka harus menggunakan cara baru lagi untuk
menentang Islam. Kemudian Rasulullah saw kembali memasuki pergelutan
menentang peperangan fizik. Peperangan Khandaq termasuk contoh
peperangan fizik yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Orang-orang
Yahudi menyerahkan urusan mereka kepada kaum musyrik, dan Dimulailah
rangkaian persekongkolan dan sumpah di antara tokoh- tokoh Yahudi dan
pemimpin-pemimpin kaum musyrik, bahkan pendeta- pendeta Yahudi
berfatwa bahawa agama Quraisy yang disimbolkan dengan penyembahan
berhala lebih baik daripada agama Muhammad yang penyembahan hanya
layak ditujukan kepada Tuhan Yang Esa
sebagaimana tradisi jahiliah
lebih baik daripada ajaran Al-Qur'an.
Politik kaum Yahudi berhasil
menyatukan kelompok-kelompok orang kafir dan mengerahkannya untuk
menentang kaum Muslim. Kemudian mereka akan menyerang Madinah dengan
jumlah kekuatan sepuluh ribu tentera. Akhirnya, berita itu sampai ke
Nabi saw. Beliau tidak hairan ketika mendengar orang-orang Yahudi
bersatu - padahal mereka mempunyai asas agama yang menyeru kepada
tauhid - bersama kaum musyrik menentang agama tauhid. Nabi saw
mengetahui bahawa perjanjian telah lama membelenggu orang-orang
Yahudi sehingga hati mereka menjadi keras dan hari telah menjauhkan
antara mereka dan sumber yang jernih yang dipancarkan oleh Musa.
Akhirnya, mereka menjadi buah yang rosak yang kulitnya bergambar
tauhid namun isinya bergambar kepahitan syirik. Dan yang lebih
penting dari itu adalah kesamaan kepentingan kaum Yahudi dan kaum
musyrik.
Nabi saw menyedari bahawa beliau
sekarang menghadapi ancaman dan pasukan yang besar. Pertempuran
secara terbuka tidak memberi keuntungan bagi Muslimin. Beliau mulai
berfikir bagaimana cara mempertahankan Madinah tanpa harus keluar
darinya. Kali ini taktik militernya berubah di mana sebelum itu
beliau keluar dari Madinah dan menjauhinya serta menyerang
kelompok-kelompok yang berencana menyerbu Madinah. Kali ini bentuk
ancaman berbeza dan tentu fikiran Nabi pun berubah kerana mengikuti
perbezaan ancaman itu.
Kemudian
beliau mengadakan pertemuan militer bersama para tenteranya. Beliau
ingin mendengar berbagai usulan tentang bagaimana cara mempertahankan
Madinah. Lalu Salman al-Farisi mengusulkan agar Nabi menggali suatu
parit yang dalam di sekeliling Madinah yaitu parit yang seperti
bendungan alami yang dapat menahan laju banjir yang ingin maju, suatu
parit yang pasukan berkuda tidak akan mampu melewatinya dan kaum
Muslim dapat mempertahankan diri dari belakangnya. Mula-
mula usulan itu terkesan agak mustahil diwujudkan namun pada akhirnya
Nabi menyetujui usulan Salman itu. Melalui sensifitas militernya yang
mengagumkan, beliau mengetahui bahawa situasi cukup genting dan
kerananya ia menuntut usaha keras untuk dapat melaluinya. Nabi saw
memerintahkan para sahabat untuk menggali parit di sekitar Madinah.
Pekerjaan itu sangat berat dan saat itu musim dingin di mana udara
sangat dingin. Di samping itu, kaum Muslim sedang mengalami krisis
ekonomi yang mengancam Madinah, meskipun demikian, penggalian parti
tetap dilaksanakan, bahkan Rasulullah saw terjun langsung untuk
membuat galian dan memikul tanah.
Kaum Muslim dengan semangat yang
luar biasa dapat menyelesaikan penggalian parit itu meskipun
kehidupan sangat keras dan mereka merasakan kelaparan kerana
kekurangan harta. Namun semangat pasukan Islam tetap meninggi. Mereka
percaya akan datangnya kemenangan dan pertolongan dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Dan tatkala orang-orang
mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata:
'lnilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.' Dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah
kepada mereka kecuali iman dan ketundukan." (QS. al-Ahzab: 22)
Pasukan Quraisy mulai mendekati
Madinah dan tiba-tiba Madinah berubah menjadi jazirah cinta di
tengah-tengah lautan kebencian, lautan itu mulai menghentam jazirah
dan berusaha menenggelamkannya dari dalam. Kemudian berteburanlah
panah-panah kaum Muslim untuk menghalau pasukan kafir yang cukup
banyak. Pasukan kafir mulai berputar-putar di sekeliling parit dalam
keadaan bingung: apa gerangan yang telah dilakukan pasukan Islam,
bagaimana mereka dapat menggali parit ini?
Kuda-kuda musuh berusaha melalui
parit itu namun pasukan Muslim segera menyerangnya. Demikianlah
peperangan Ahzab terus berlangsung. Pada hakikatnya ia adalah
peperangan urat saraf. Pasukan musuh mengepung Madinah selama tiga
minggu di mana serangan demi serangan terus dilakukan sepanjang siang
dan mata mereka tetap terjaga sepanjang malam. Bahkan saking
dahsyatnya pertempuran itu sehingga kaum Muslim tidak mengetahui
apakah pasukan musuh berhasil menduduki Madinah atau tidak, dan
apakah para musuh berhasil menembus lubang yang mereka bangun? Allah
SWT menggambarkan keadaan peperangan Ahzab dalam firman-Nya:
"(Yaitu) ketika mereka
datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap
lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan
dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam persangkaan.
Di situlah diuji orang- orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan
goncangan yang dahsyat." (QS. al-Ahzab: 10-11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar