.

.

Mangekyo Sharingan

Kamis, 22 November 2012

KISAH-KISAH NABI Part 26 : Kisah Nabi Muhammad SAW part 19


Jibril turun kepada Nabi saw untuk menyampaikan terbebasnya Aisyah dari segala tuduhan yang ditujukan kepadanya. Dan gagallah peperangan psikologi menentang kaum Muslim dan rumah tangga Rasulullah saw, dan kelompok-kelompok kafir meyakini bahawa mereka harus menggunakan cara baru lagi untuk menentang Islam. Kemudian Rasulullah saw kembali memasuki pergelutan menentang peperangan fizik. Peperangan Khandaq termasuk contoh peperangan fizik yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Orang-orang Yahudi menyerahkan urusan mereka kepada kaum musyrik, dan Dimulailah rangkaian persekongkolan dan sumpah di antara tokoh- tokoh Yahudi dan pemimpin-pemimpin kaum musyrik, bahkan pendeta- pendeta Yahudi berfatwa bahawa agama Quraisy yang disimbolkan dengan penyembahan berhala lebih baik daripada agama Muhammad yang penyembahan hanya layak ditujukan kepada Tuhan Yang Esa
sebagaimana tradisi jahiliah lebih baik daripada ajaran Al-Qur'an.


Politik kaum Yahudi berhasil menyatukan kelompok-kelompok orang kafir dan mengerahkannya untuk menentang kaum Muslim. Kemudian mereka akan menyerang Madinah dengan jumlah kekuatan sepuluh ribu tentera. Akhirnya, berita itu sampai ke Nabi saw. Beliau tidak hairan ketika mendengar orang-orang Yahudi bersatu - padahal mereka mempunyai asas agama yang menyeru kepada tauhid - bersama kaum musyrik menentang agama tauhid. Nabi saw mengetahui bahawa perjanjian telah lama membelenggu orang-orang Yahudi sehingga hati mereka menjadi keras dan hari telah menjauhkan antara mereka dan sumber yang jernih yang dipancarkan oleh Musa. Akhirnya, mereka menjadi buah yang rosak yang kulitnya bergambar tauhid namun isinya bergambar kepahitan syirik. Dan yang lebih penting dari itu adalah kesamaan kepentingan kaum Yahudi dan kaum musyrik.

Nabi saw menyedari bahawa beliau sekarang menghadapi ancaman dan pasukan yang besar. Pertempuran secara terbuka tidak memberi keuntungan bagi Muslimin. Beliau mulai berfikir bagaimana cara mempertahankan Madinah tanpa harus keluar darinya. Kali ini taktik militernya berubah di mana sebelum itu beliau keluar dari Madinah dan menjauhinya serta menyerang kelompok-kelompok yang berencana menyerbu Madinah. Kali ini bentuk ancaman berbeza dan tentu fikiran Nabi pun berubah kerana mengikuti perbezaan ancaman itu.

Kemudian beliau mengadakan pertemuan militer bersama para tenteranya. Beliau ingin mendengar berbagai usulan tentang bagaimana cara mempertahankan Madinah. Lalu Salman al-Farisi mengusulkan agar Nabi menggali suatu parit yang dalam di sekeliling Madinah yaitu parit yang seperti bendungan alami yang dapat menahan laju banjir yang ingin maju, suatu parit yang pasukan berkuda tidak akan mampu melewatinya dan kaum Muslim dapat mempertahankan diri dari belakangnya. Mula- mula usulan itu terkesan agak mustahil diwujudkan namun pada akhirnya Nabi menyetujui usulan Salman itu. Melalui sensifitas militernya yang mengagumkan, beliau mengetahui bahawa situasi cukup genting dan kerananya ia menuntut usaha keras untuk dapat melaluinya. Nabi saw memerintahkan para sahabat untuk menggali parit di sekitar Madinah. Pekerjaan itu sangat berat dan saat itu musim dingin di mana udara sangat dingin. Di samping itu, kaum Muslim sedang mengalami krisis ekonomi yang mengancam Madinah, meskipun demikian, penggalian parti tetap dilaksanakan, bahkan Rasulullah saw terjun langsung untuk membuat galian dan memikul tanah.

Kaum Muslim dengan semangat yang luar biasa dapat menyelesaikan penggalian parit itu meskipun kehidupan sangat keras dan mereka merasakan kelaparan kerana kekurangan harta. Namun semangat pasukan Islam tetap meninggi. Mereka percaya akan datangnya kemenangan dan pertolongan dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

"Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: 'lnilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.' Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan." (QS. al-Ahzab: 22)

Pasukan Quraisy mulai mendekati Madinah dan tiba-tiba Madinah berubah menjadi jazirah cinta di tengah-tengah lautan kebencian, lautan itu mulai menghentam jazirah dan berusaha menenggelamkannya dari dalam. Kemudian berteburanlah panah-panah kaum Muslim untuk menghalau pasukan kafir yang cukup banyak. Pasukan kafir mulai berputar-putar di sekeliling parit dalam keadaan bingung: apa gerangan yang telah dilakukan pasukan Islam, bagaimana mereka dapat menggali parit ini?

Kuda-kuda musuh berusaha melalui parit itu namun pasukan Muslim segera menyerangnya. Demikianlah peperangan Ahzab terus berlangsung. Pada hakikatnya ia adalah peperangan urat saraf. Pasukan musuh mengepung Madinah selama tiga minggu di mana serangan demi serangan terus dilakukan sepanjang siang dan mata mereka tetap terjaga sepanjang malam. Bahkan saking dahsyatnya pertempuran itu sehingga kaum Muslim tidak mengetahui apakah pasukan musuh berhasil menduduki Madinah atau tidak, dan apakah para musuh berhasil menembus lubang yang mereka bangun? Allah SWT menggambarkan keadaan peperangan Ahzab dalam firman-Nya:

"(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam persangkaan. Di situlah diuji orang- orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang dahsyat." (QS. al-Ahzab: 10-11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar