Perkenalan dengan Khadijah
Ketika
Muhammad mencapai usia remaja dan
berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai
mempelajari ilmu bela
diri dan memanah,
begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam
berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap
sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani
pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan
sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya
banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan
penduduk Mekkah.
Salah
seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat
jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah
seorang jandayang
bernama Khadijah.
Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku
Arab.
Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke
berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat
Khadijah memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah,
Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah
sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan hasil
berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring
waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka
menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah
berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan
yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status
janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka,
walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang
lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang
janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap
hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk
menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika
Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam
perbaikan Ka'bah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat
tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar
Aswad,
Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan
penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab
karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya,
hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang
artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan
pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan
keesaan Tuhan.
Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak,
angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia
dikenal menyayangi orang-orang miskin,
janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan
dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan
yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu
seperti berjudi,
meminum minuman
keras,
berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal
sebagai As-Saadiq yang
berarti "yang benar".
Kerasulan
Muhammad
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan
kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering
menyendiri ke Gua
Hira'
sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah,
yang kemudian dikenali sebagai Jabal
An Nur.
Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung)
dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan
dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol.
Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada
Allah supaya memusnahkan kekafiran dan
kebodohan.
Muhammad
pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal
17 Ramadhan/
6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang
dan membacakan surah pertama
dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq.
Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang
telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak
bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad
membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril
berkata:
“
|
Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah,
yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq
96: 1-5)
|
”
|
Muhammad
berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus
pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut
perhitungantahun
kamariah (penanggalan
berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan
tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan
berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut,
Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya
panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja
dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut.
Diriwayatkan
pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak
Muhammad mendatangi saudara sepupunya yang juga
seorang Nasrani yaituWaraqah
bin Naufal.
Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari
kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami
Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan
menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs
al-Akbar(Malaikat
Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia
seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Muhammad
menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu
23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual
yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat Quran turun disertai
oleh Asbabun
Nuzul (sebab/kejadian
yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu
dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al
Mushaf yang
juga dinamakan Al-
Qurʾān (bacaan).
Sebagian
ayat Quran mempunyai tafsir atau
pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum
Islam,
hukum perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang
ditetapkan oleh Islam dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain
yang diturunkan pada Muhammad bersifat samar pengertiannya, dalam
artian perlu ada interpretasi dan pengkajian lebih mendalam untuk
memastikan makna yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini
kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat
tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga
para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam
berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Mendapatkan pengikut
Selama
tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad
hanya menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman dekat
dan kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan
masif dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat
terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam
konteks ini bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan
oleh Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini
ajaran Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota keluarganya
serta golongan masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan
sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali, Zaid
bin Haritsah dan Bilal.
Namun
pada awal tahun 613,
Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam.
Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu
Bakar, Utsman
bin Affan, Zubair
bin Al Awwam, Abdul
Rahman bin Auf, Ubaidah
bin Harits, Amr
bin Nufail yang
kemudian masuk ke agama yang dibawa Muhammad. Kesemua pemeluk Islam
pertama itu disebut dengan As-Sabiqun
al-Awwalun atau Yang
pertama-tama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar