KISAH NABI
YUNUS A.S
Yunus
bin Matta dari keturunan Benyamin bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.
(sekitar 820-750
SM)[1][2][3] adalah
salah seorang nabi dalam
agama Samawi (Islam, Yahudi, Kristen)
yang disebutkan dalam Al-Qur'an dalam Surah
Yunus dan
dalam Alkitab dalam Kitab
Yunus.
Ia ditugaskan berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa-Iraq.
Namanya disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran dan wafat di
Ninawa-Iraq.
Yunus
bin Amitai adalah nabi yang hidup pada masa pemerintahan Yerobeam
II (786-746
SM). Raja ini memperluas perbatasan negerinya dari Hamat sampaiLaut
Mati.[4] Dalam
Perjanjian Lama, Yunus bin Amittai hanya disebutkan di luar kitab
Yunus sendiri yakni dalam II
Raja-raja 14:25.
Kitab ini sendiri kemungkinan ditulis pada masa pasca-pembuangan
(setelah 530 SM) dan didasarkan pada tradisi lisan yang telah
diturunkan sejak abad ke-8 SM. Yunus dianggap sebagai salah
seorang nabi
kecil karena
buku aslinya ditulis bersama-sama dengan kitab-kitab kenabian lainnya
yang lebih kecil dalam sebuah gulungan saja (yang juga dikenal
sebagai Kitab yang Duabelas).
Tuhan
menyuruh Yunus pergi ke kota Niniwe,
ibukota kerajaan Asyur,
musuh Israel.
Tetapi Yunus tidak mau pergi ke kota itu untuk menyampaikan pesan
Tuhan, karena ia yakin bahwa kalau orang Niniwe berhenti
berbuat dosa, Tuhan tidak akan menjalankan rencana-Nya untuk
menghancurkan kota itu.
Yunus
melarikan diri dengan menumpang kapal yang menuju ke Tarsis. Namun,
di tengah laut, kapal itu ditempa badai besar. Untuk menyelamatkan
seisi kapal, Yunus minta dilemparkan ke laut. Begitu masuk ke laut,
Tuhan mengirim seekor ikan besar menelan Yunus. Selama di perut ikan,
Yunus berdoa kepada Tuhan. Setelah 3 hari dan 3 malam di perut ikan,
Yunus dimuntahkan ke luar.
Sekali
lagi Tuhan menyuruh Yunus pergi ke kota Niniwe. Kali ini Yunus
menaati perintah Tuhan, tetapi kemudian ia mendongkol, karena Niniwe
tidak jadi dihancurkan.
Dari
peristiwa ini Yunus ditunjukkan bagaimana Tuhan berkuasa mutlak
atas ciptaan-Nya,
dan Tuhan itu Maha penyayang dan pengampun, Tuhan yang lebih suka
mengampuni dan menyelamatkan suatu bangsa daripada
menghukum dan menghancurkannya, biarpun bangsa itu musuh umat-Nya
sendiri.
Berdakwah di Ninawa
Yunus
bin Mata diutus oleh Allah untuk menghadapi penduduk Ninawa, suatu
kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka melakukan
kejahatan. Secara berulang kali Yunus memperingatkan mereka, tetapi
mereka tidak mau berubah, apalagi karena Yunus bukan dari kaum
mereka. Hanya
ada 2 orang yang bersedia menjadi pengikutnya, yaitu Rubil dan Tanuh.
Rubil adalah seorang yang alim bijaksana, sedang Tanuh adalah seorang
yang tenang dan sederhana.
Penolakan penduduk Ninawa
Ajaran-ajaran
Nabi Yunus itu bagi para penduduk Ninawa merupakan
hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Karenanya
mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan
kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah
menjadi adat kebiasaan mereka turun temurun. Apalagi
pembawa agama itu
adalah seorang asing tidak seketurunan dengan mereka.
Mereka
berkata kepada Nabi Yunus: "Apakah kata-kata yang engkau ucapkan
itu dan kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada kami tentang
agama barumu itu? Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami
sembah dan disembahkan oleh nenek moyang kami sejak dahulu. Alasan
apakah yang membenarkan kami meninggalkan agama kami yang diwariskan
oleh nenek moyang kami dan menggantikannya dengan agama barumu?
Engkau adalah orang asing yang datang pada kami agar kami mengubah
keyakinan kami. Apakah
kelebihanmu sehingga mengajari dan menggurui kami. Hentikan perbuatan
sia-siamu itu. Penduduk Ninawa tidak akan mengikutimu karena kami
teguh dengan ajaran moyang kami". Nabi Yunus berkata: " Aku
hanya mengajakmu beriman dan bertauhid sesuai dengan amanah Allah
yang wajib kusampaikan padamu. Aku hanyalah pesuruh Allah yang
ditugaskan mengeluarkanmu dari kesesatan dan menuntunmu di jalan yang
lurus. Aku sekali-kali tidak mengharapkan upah atas apa yang
kukerjakan ini. Aku tidak bisa memaksamu mengikutiku. Namun jika kamu
tetap bertahan pada aqidah moyangmu itu, maka Allah akan menunjukkan
tanda-tanda kebenaran akan risalahku dengan menurunkan adzab yang
pedih padamu, seperti yang terjadi pada kaum-kaum sebelum kamu, yaitu
kaum Nuh, Aad, dan Tsamud. Mereka menjawab dengan menantang: "Kami
tetap tidak akan mengikuti kemauanmu dan tidak takut ancamanmu.
Tunjukkan ancamanmu jika kamu termasuk orang yang benar!" Nabi
Yunus tidak tahan lagi dengan kaum Ninawa yang keras kepala. Ia pergi
dengan marah dan jengkel sambil meminta Allah menghukum mereka.
Penduduk Ninawa bertobat
Sepeninggal
Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah, karena mendung gelap, binatang
peliharaan mereka gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin bertiup
kencang yang membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus
benar-benar terjadi atas mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa Yunus
adalah orang yang benar, dan ajaran Islam Dari Allah s.w.t. Mereka
kemudian beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Yunus.
Mereka lari tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil
berteriak meminta pengampunan Allah atas dosa mereka. Allah Yang Maha
Pemaaf-pun mengampuni mereka, dan segera seluruh keadaan pulih
seperti sedia kala. Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha mencari
Yunus agar ia bisa mengajari agama dan menuntun mereka di jalan yang
benar.
Yunus ditelan ikan Nun
Keadaan
Yunus setelah pergi dari Ninawa tidak menentu. Ia
mengembara tanpa tujuan dengan putus asa dan merasa berdosa. Akhirnya
ia tiba di sebuah pantai, dan melihat sebuah kapal yang akan
menyeberangi laut. Ia menumpang kapal itu, dan ketika telah berlayar
tiba-tiba terjadi badai yang hebat. Kapal
bergoncang, dan para penumpang sepakat untuk mengurangi beban dengan
membuang salah seorang di antara mereka ke laut. Undian pertama jatuh
pada Yunus, namun undian diulang karena penumpang merasa Yunus tidak
layak dibuang sedang ia orang yang mulia. Tapi pada pengulangan yang
kedua, dan ketiga, tetap nama Yunus yang keluar. Yunus
sadar itu adalah kehendak Allah, ia kemudian rela menjatuhkan diri ke
laut. Allah kemudian mengirim ikan Nun (paus) untuk menelan Yunus. Di
dalam perut ikan Nun, Yunus bertobat meminta ampun dan pertolongan
Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: "Laa ilaaha
illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin (Tiada tuhan
melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang
yang telah berbuat dhalim)" Allah mendengar doa Yunus, dan
Memerintahkan ikan nun mendamparkan Yunus di sebuah pantai. Allah
Yang Maha Penyayang menumbuhkan pohon labu, agara Yunus yang kurus
dan lemah tak berdaya dapat bernaung dan memakan buahnya. Setelah
pulih, ia diperintahkan kembali ke Ninawa, dimana ia kemudian kaget
melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah.
Yunus kemudian
mengajari mereka tauhid dan menyempurnakan iman mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar