Kisah NABI
ZAKARIA A.S
Zakariya
(sekitar 100
- 20 M)[1][2] adalah
salah seorang nabi yang
disebut di dalam Al
Kitab dan Qur'an.
Ia
diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM dan ditugaskan berdakwah
kepada Bani
Israil di
Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran. Ia
memiliki 1 orang anak dan wafat di Syam.
Nabi
Zakariya adalah
keturunan Nabi
Sulaiman.
Ia diutus pada kaum Bani Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakariya
mendambakan seorang anak. Namun keinginannya belum juga terpenuhi
walau ia sudah tua.
Suatu
hari datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam)
pada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan
nazarnya. Nabi Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal
itu, sebab janda Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh
anak. Namun setelah mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa
kehamilannya ialah kehendak Allah SWT, merekapun mengerti.
Setelah
itu timbul persoalan, siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk
pemecahannya, mereka mengundi dengan melemparkan pena ke air.
Barangsiapa yang penanya mengapung, dialah yang berhak mengurus
Maryam. Ternyata pena Nabi Zakariya-lah yang mengapung sehingga
beliau berhak menjadi ayah asuh Maryam. Semua kebutuhan Maryam
ditanggung Nabi Zakariya. Namun kemudian rasa sayang Nabi Zakariya
pada Maryam berubah menjadi rasa takjub. Suatu hari saat menengok
Maryam, beliau melihat ada buah-buahan di dekat Maryam, Ada juga
buah-buahan yang bukan musimnya. Maryam menjelaskan bahwa semua itu
berasal dari Allah.
Nabi
Zakariya takjub dan tergetar. Ia ingin mendapat kemuliaan dari Allah
SWT. Maka ia bermunajat kepada-Nya, memohon dikaruniai anak. Allah
SWT berfirman melalui malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan akan
dikaruniai anak bernama Yahya, dengan tanda tak bisa bicara selama 3
hari 3 malam.
Setelah
itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki dan diberi nama
Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi.
Pada
suatu ketika Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodus. Kaum
Bani Israil berharap pada Nabi Zakariya, hal itu menyebabkan Raja
Herodus marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakariya. Nabi
Zakariya sendiri langsung pergi dari kejaran prajurit Herodus.
Zakaria Mendambakan Anak
Nabi
Zakaria a.s.,
yaitu ayah Nabi
Yahya sadar
banyak anggota keluarganya dari Bani
Israil merupakan
orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena kedangkalan iman
mereka. Ia khawatir bila tiba ajal dan tidak mempunyai keturunan yang
dapat memimpin kaumnya, sehingga mereka akan semakin merajalela dan
sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab
suci Taurat dan
menyalahgunakan hukum agama.
Kecemasan
itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga
mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur
ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri.
Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan
timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di
mihrab Maryam. Ia berfikir di dalam hatinya bhawa tidak ada yang
mustahil bagi Allah.
Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang
diri dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya keturunan
bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya
sudah penuh uban.
Zakaria Berdoa Kepada Allah
Pada
suatu malam yang telah larut, Zakaria duduk di mihrabnya
mengheningkan cipta kepada Allah dan bermunajat serta berdoa dengan
khusyuk dan yakin. Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya
Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan
mewarisi sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan
pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku cemas sepeninggalku
nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan
imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan
menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku
telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul.
Namun kekuasaanmu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan
mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau ridhoi padaku.
Allah Mengabulkan doa Zakaria
Kemudian
Allah menjawab doa Zakaria dan berfirman : “Wahai Zakaria,
kami sampaikan kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang
anak laki-laki bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab
Allah, menjadi pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan
godaan syaitan, dan kelak akan menjadi seorang Nabi.” Kemudian
Zakaria berkata: “Ya Allah, bagaimana aku dapat memperoleh
keturunan sedang istriku seorang yang mandul dan akupun sudah lanjut
usia.” Allah berfirman: “Hal demikian itu adalah mudah bagi-Ku.
Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu, sedangkan waktu itu kamu tidak ada
sama sekali.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar