KISAH NABI
SULAIMAN A.S.
Raja segala makhluk
Allah SWT
mengangkatnya sebagai nabi
dan rasul.
Setelah Sulaiman cukup umur dan ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat
menjadi raja di
kerajaan Israil. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga
atas binatang dan
makhluk halus seperti jin dan
lain-lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatang
Istana Nabi
Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia,
binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan
pintunya dariemas dan tembaga,
atapnya dari perak,
hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian,
pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya..Nabi
Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih
kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda
kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di
dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.
Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu Daud, ayahnya menduduki
tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap
sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara
perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat. Ia memang
sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan
serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan kerajaan untuk
melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan
menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi
panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang
Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih
tua usia daripadanya.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.
Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."
Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.
Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."
Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya
Sejak masih berusia muda Sulaiman
telah disiapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta
singgahsana kerajaan Bani Isra'il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.
Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.
Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin
dan Makhluk Lain
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa
penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah
telah menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan
burung-burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan
apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya. Di
samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya
cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya
pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air,
periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh
pasukan Jin-Nya.
Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Oleh
kerana baginda amat dihormati, ramailah manusia, binatang dan jin
ingin berbakti kepada baginda. Pada suatu hari Jin Ifrit telah keluar
daripada bandar Baitulmaqdis kerana ingin mencari sebiji mutiara yang
sangat cantik untuk dihadiahkan kepada Nabi Sulaiman supaya dia
mendapat pujian daripada Nabi Sulaiman dan sekaligus ingin
membuktikan kepada jin dan syaitan yang lain bahawa dialah jin yang
paling disayangi oleh Nabi Sulaiman. Secara senyap-senyap Jin Ifrit
keluar supaya tidak diketahui oleh makhluk yang lain. Setelah sampai
di Laut Merah Jin Ifrit menyelam di dasar lautan untuk mencari
mutiara tersebut. Setelah puas menyelam, mutiara tersebut tidak juga
dijumpai oleh Jin Ifrit sehingga sampai ke suatu tempat yang berbatu,
ternampak olehnya kilauan dari celah-celah batu tersebut. Setelah
diamatinya ternyata kilauan tersebut adalah mutiara yang sangat
cantik yang dicari- carinya. Jin
Ifrit terus mangambil mutiara tersebut dan berenang sehingga sampai
ke tepi pantai.
Semasa
perjalanan pulang, Jin Ifrit tidak mengetahui bahawa dia telah
diekori oleh jin lain yang bernama Bota. Bota
terus mengejar Jin Ifrit dan memintas lalu merampas mutira tersebut.
Jin Ifrit sangat marah lalu mengejar Bota. Oleh kerana Bota lari
dengan pantas ke arah selatan menyebabkan Jin Ifrit tidak dapat
mengejarnya lagi. Jin
Ifrit sangat takut kalau-kalau diketahui oleh Raja Jin bahawa mutiara
tersebut telah hilang. Tidak lama kemudian Jin Ifrit mendengan suara
memanggilnya. Ifrit mengenali suara tersebut adalah suara Raja Jin.
Dengan segera Ifrit pergi mengadap Raja Jin. Raja Jin bertanya kepada
Ifrit "Mana mutiara tersebut ?" Ifrit menjawab "Mutiara
tersebut telah dirampas oleh Bota".
Raja Jin mengambil keputusan
untuk mempersempahkan kes tersebut kepada Nabi Sulaiman. Satelah tiba
dihadapan Nabi Sulaiman, baginda bertanya kepada Raja Jin "Apakah
kesalahan Ifrit?". Raja jin menjawab "Ifrit telah
menghilangkan sebiji mutiara yang sangat cantik". Nabi Sulaiman
berkata kepada Ifrit "Adakah kamu telah menyembunyikan mutiara
tersebut?" Ifrit menafikannya dan menceritakan apa yang
sebenarnya berlaku. Nabi Sulaiman berkata "Aku akan panggil
semua jin dan syaitan untuk diperiksa". "Sementera itu kamu
akan dipenjarakan terlebih dahulu sehingga kamu dibuktikan tidak
bersalah" kata Nabi Sulaiman.
Salah
seorang yang mendengar perbicaraan tersebut ialah Perdana Menterinya
yang bernama Asif. Beliau adalah seorang yang bijak dan tahu bahawa
Bota adalah salahseorang hamba kepada orang lain. Beliau berkata
kepada Nabi Sulaiman " Allah menjadikan peristiwa sebagai
pembuka jalan kepada Nabi Sulaiman supaya pergi ke selatan untuk
berjuang pada jalan Allah seperti baginda janjikan dahulu".
"Mungkin Raja tersebut masih menyembah berhala" sambung
Perdana Menteri. Nabi Sulaiman menerima kata-kata tersebut lalu
baginda berangkat ke Baitulmaqdis untuk beribadah dan bersyukur
kepada Allah keatas nikmatNya.
Kubah Ajaib
Pada suatu hari Nabi Allah
Sulaiman telah menerima wahyu daripada Allah supaya pergi ke tepi
pantai untuk menyaksikan suatu benda yang ajaib yang akan ditunjukkan
kepada Nabi Sulaiman. Setelah bersiap sedia, Nabi Sulaiman berangkat
ke tepi pantai yang di nyatakan di dalam wahyu. Baginda di iringi
oleh kaum jin, manusia dan binatang.
Setibanya di pantai, Nabi
Sulaiman terus mengintai-ngintai untuk mencari sesuatu seperti yang
dikatakan oleh Allah. Setelah lama mencari ,baginda belum lagi
menjumpai apa-apa. Kata salah seorang daripada mereka "Mungkin
tersalah tempat". Tetapi baginda menjawab "Tidak, di
sinilah tempatnya". Nabi Sulaiman mengarahkan Jin Ifrit supaya
menyelam ke dalam laut untuk meninjau apa-apa yang pelik atau ajaib.
Jin Ifrit menyelam agak lama juga barulah ia kembali kepada Nabi
Sulaiman dan memaklumkan bahawa dia tidak menjumpai apa-apa benda
yang ajaib. Tanya Nabi Sulaiman "Apakah kamu menyelam sehingga
dasar laut" Jawab Jin Ifrit "Tidak". Nabi Sulaiman pun
mengarahkan Jin Ifrit yang kedua supaya menyelam sehingga ke dasar
laut. Setelah puas menyelam dan mencari benda-benda yang di katakan
oleh Nabi Sulaiman, Jin Ifrit yang kedua juga tidak menjumpai apa-apa
yang ajaib dan ia melaporkan kepada Nabi Sulaiman.
Perdana Menterinya yang bernama
Asif bin Barkhiya telah berbisik ke telinga Nabi Sulaiman dan memohon
kebenaran untuk menolongnya. Setelah mendapat izin Nabi Sulaiman, dia
membaca sesuatu dan terus menyelam ke dalam laut. Tidak lama kemudian
Asif menjumpai sebuah kubah yang sangat cantik. Kubah tersebut
mempunyai empat penjuru, setiap penjuru mempunyai pintu. Pintu
pertama diperbuat daripada mutiara, pintu kedua diperbuat daripada
zamrud berwarna merah, pintu ketiga diperbuat daripada jauhar dan
pintu keempat diperbuat daripada zabarjad. Pintu-pintu tersebut
terbuka luas, tetapi yang peliknya air tidak masuk ke dalam kubah
tersebut walaupun pintunya terbuka luas.
Dengan kuasa yang diberikan oleh
Allah, Asif dapat membawa kubah tersebut naik ke darat dan diletakkan
di hadapan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman melihat kubah tersebut dengan
penuh takjub di atas kebesaran Allah. Baginda berangkat untuk melihat
kubah tersebut, setelah menjenguk ke dalam di dapati ada seorang
pemuda berada di dalamnya. Pemuda tersebut masih belum sedar walaupun
kubahnya telah diangkat ke darat kerana asyik bermunajat kepada
Allah. Nabi Sulaiman memberi salam kepada pemuda tersebut. Pemuda
tersebut menyambut salam dengan perasaan terkejutnya apabila melihat
orang ramai sedang berada di situ. Nabi Sulaiman memperkenalkan
dirinya kepada pemuda itu bahawa beliau adalah Nabi Allah Sulaiman.
Pemuda itu bertanya "Dari manakan mereka ini dan bagaimana
mereka datang?". Pemuda itu merasa hairan dan setelah menjenguk
keluar dia mendapati bahawa kubahnya telah berada di darat. Nabi
Sulaiman memberitahu pemuda itu bahawa mereka datang kerana
diperintahkan oleh Allah untuk melihat keajaiban yang dikurniakan
Allah kepadanya.
Setelah
mendapat izin dari pemuda itu Nabi Sulaiman meninjau ke dalamnya
untuk melihat benda yang ajaib yang dihiasi di dalamnya. Keindahan
yang terdapat di dalam kubah itu sungguh menakjubkan. Nabi Sulaiman
bertanya kepada pemuda tersebut bagaimana dia boleh berada di dalam
kubah ini yang terletak di dasar laut. Pemuda tersebut menceritakan
bahawa dia
telah berkhidmat kepada kedua ibu bapanya selama
70 tahun.Bapanya
seorang yang lumpuh manakala ibunya pula seorang yang buta.
Suatu hari ketika ibunya hendak meninggal dunia, ibunya memanggilnya
dan memaklumkan bahawa ibunya telah rela di atas khidmat yang
diberikan olehnya. Ibunya
berdoa kepada Allah supaya anaknya dipanjangkan umur dan sentiasa
taat kepada Allah.
Setelah ibunya meninggal dunia, tidak lama kemudian bapanya pula
meninggal dunia. Sebelum bapanya meninggal dunia, bapanya juga telah
memanggilnya dan memaklumkan bahawa dia juga telah rela di atas
khidmat yang diberikan olehnya. Bapanya
telah berdoa sebelum meninggal dunia supaya anaknya di letakkan di
suatu tempat yang tidak dapat diganggu oleh syaitan.
Doa
kedua dua orang tuanya telah dimakbulkan oleh Allah. Pada
suatu hari ketika pemuda tersebut bersiar-siar di tepi pantai ia
terlihat sebuah kubah yang sedang terapung-apung di tepi pantai.
Ketika pemuda tadi menghampiri kubah tersebut .
Ada suara menyeru supaya pemuda
itu masuk ke dalam kubah tersebut. Sebaik sahaja ia masuk kubah dan
meninjau di dalamnya tiba-tiba ia bergerak dengan pantas dan
tenggelam ke dasar laut. Tidak lama kemudian muncul satu lembaga
seraya memperkenalkan bahawa dia adalah malaikat yang di utuskan
Allah. Malaikat itu memaklumkan bahawa kubah itu adalah kurniaan
Allah kerana khidmatnya kepada orang tuannya dan beliau boleh tinggal
di dalamnya selama mana dia suka, segala makan dan minum akan
dihidangkan pada bila-bila masa ia memerlukannya. Malaikat itu
memaklumkan bahawa dia diperintahkan Allah untuk membawa kubah
tersebut ke dasar laut. Semenjak dari itu pemuda tersebut terus
bermunajat kepada Allah sehingga hari ini.
Nabi
Sulaiman bertanya kepada pemuda itu "Berapa lamakah kamu berada
di dalam kubah ini" Pemuda itu menjawab "Saya tidak
menghitungnya tetapi ia mula memasukinya semasa pemerintahan Nabi
Allah Ibrahim a.s lagi". Nabi Sulaiman menghitung ". Ini
bermakna kamu telah berada di dalam kubah ini selama dua ribu empat
ratus tahun". Nabi Sulaiman berkata "Rupa
mu tidak berubah malah sentiasa muda walaupun sudah dua ribu empat
ratus tahun lamanya". Nabi
Sulaiman bertanya pemuda itu samada dia mahu pulang bersamanya".
Jawab pemuda tadi "Nikmat
apa lagi yang harus aku pinta selain daripada nikmat yang dikurniakan
oleh Allah kepada ku ini". Nabi
Sulaiman bertanya"Adakah kamu ingin pulang ke tempat asal mu"
Jawab pemuda itu "Ya, silalah hantar aku ke tempat asalku".
Nasi
Sulaiman pun memerintahkan Perdana Menterinya membawa kubah tersebut
ke tempat asalnya.
Setelah kubah tersebut diletakkan
ke tempat asal, Nabi Sulaiman berkata kepada kaumnya "Kamu semua
telah melihat keajaiban yang dikurniakan oleh Allah. Lihatlah betapa
besar balasan yang Allah berikan kepada orang yang taat kepada orang
tuanya dan betapa seksanya orang yang menderhaka kepada kedua ibu
bapanya". Nabi Sulaiman pun berangkat pulang ke tempatnya dan
bersyukur kepada Allah Taala kerana telah memberi kesempatan
kepadanya untuk menyaksikan perkara yang ajaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar